Warga Sempat Tembak Pelaku Ledakan Bom di Pasuruan, Keluarganya Dikenal Tertutup
Jumat, 06-07-2018 - 13:30:13 WIB
PASURUAN, DELIKRIAU - Tiga ledakan bom menggegerkan Kelurahan Pogar, Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), pada Kamis (5/7/18) siang. Sumber ledakan bom itu di sebuah rumah kontrakan warga berinisial A dan DR.
Ledakan tersebut membuat panik warga. Mereka awalnya menduga ledakan itu adalah ledakan tabung gas elpiji. Karena itu mereka langsung membantu korban ledakan saat keluar dari rumah itu.
Menurut Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jatim, Inspektur Jenderal Machfud Arifin, saat hendak ditolong itulah pemilik rumah malah mengancam akan meledakkan bom yang disimpan dalam tas ransel. "Kemudian yang bersangkutan melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor," kata Machfud.
Menurut Machfud, pria yang diduga pemilik bom itu sempat ditembak dengan senapan angin oleh warga setempat. "Ada laporan yang mengatakan kalau korban sempat ditembak dengan menggunakan senapan angin oleh warga. Selain itu yang bersangkutan juga sempat menyerang Kapolsek," katanya.
Machfud mengatakan, polisi sedang mengejar pria yang diduga pelaku ledakan di Pasuruan tersebut. Sedangkan perempuan yang menyelamatkan anaknya yang terluka sudah ditangkap polisi. Perempuan itu diduga merupakan istri pelaku dan saat ini tengah diperiksa penyidik.
Machfud mengatakan, untuk korban anak pelaku saat ini sudah dalam penanganan medis di rumah sakit karena luka yang diderita tidak terlalu parah.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan, ledakan itu terjadi pada pukul 11.30 WIB. "Benar, ada ledakan, diduga bom," kata Frans.
Ledakan terjadi sebanyak tiga kali. Frans menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi ledakan pertama terjadi dari dalam rumah kontrakan. Saat ledakan pertama, saksi datang dan mengecek ke dalam rumah tersebut. Saksi itu kemudian keluar lantaran mencium bau mesiu. "Karena takut, akhirnya saksi keluar. Di saat saksi di luar rumah dia mendengar ledakan kedua," ujarnya.
Frans menambahkan, warga yang ketakutan akhirnya menjauh dari rumah tersebut. Saat itu pula, seorang tak dikenal keluar dari dalam rumah membawa ransel. "Petugas kepolisian mengejar ke arah barat yang kemudian terdengar suara ledakan ketiga dari jalan kampung," katanya.
Masih menurut keterangan saksi, pelaku itu kemudian kembali masuk ke dalam rumah kontrakan. Mengendarai sepeda motor, pelaku itu membawa tas ransel hitam pergi ke arah timur.
Frans juga menyebutkan ledakan itu melukai anak laki-laki berusia enam tahun. "Anak kecil, laki-laki sekira umur enam tahun, anak dari yang kontrak rumah tersebut," tuturnya.
Machfud menyatakan ledakan itu tergolong berdaya ledak rendah atau low explosive karena kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu besar. "Termasuk dalam ledakan rendah, karena yang rusak hanya kaca-kaca rumah dan juga asbes rumah saja," katanya.
Ia mengemukakan, pihak kepolisian saat ini juga telah menjinakkan sisa-sisa bahan peledak yang ada di dalam rumah, dan memasang garis polisi di lokasi kejadian supaya tidak ada warga yang masuk.
"Kami juga menyita beberapa buku yang berisi tentang jihad. Namun demikian, kami masih belum menemukan, masuk ke dalam jaringan yang mana karena proses penyelidikan masih terus dilakukan," tuturnya.
Tertutup
Warga mengenal pengontrak rumah yang terjadi ledakan bernama Anwardi. Pria berusia sekitar 50 tahun tersebut dikenal tertutup. Selama ini ia berbisnis online.
"Selama ini jarang bergaul. Tapi kalau lewat ya menyapa. Warga di sini mengenal namanya Anwar, ada yang panggil Abdullah," kata warga Pogar, Supriyanto alias Didit.
Selama ini Anwardi dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga. "Orangnya jarang bergaul," katanya lagi.
Irianto, warga yang rumahnya berada di sisi timur lokasi ledakan mengatakan, selama ini Anwardi berbisnis online. "Yang saya tahu bisnisnya jualan pakaian Muslim online," ungkapnya.
Perihal ketertutupan Anwardi ini juga dibenarkan Camat Bangil, Rahmat Syarifuddin. "Memang keluarga ini jarang bersosialisasi dengan warga. Banyak yang nggak kenal meskipun tetangga dekat," ungkap Rahmat. (dr/int)