BANDUNG, DELIKRIAU - Ivent Sun Lunar Eclipse (GMC) diharapkan bukan hanya fenomena alam yang berlalu begitu saja. Namun momen tersebut memiliki nilai bagi masyarakat, ilmiah dan juga tantangan bagi pengamat untuk dapat menghasilkan hasil yang baik.
"Kami berharap acara GMC 2019 tidak akan berlalu, karena memiliki makna lebih dari fenomena alam yang mungkin dapat kita amati," Dikatakan, Institut Nasional Sains dan Antariksa Nasional (LAPAN) Clara Yatini saat membuka Rapat Koordinasi GMC 2019, Jumat, (12/4/2019) di gedung LAPAN Bandung.
Lebih lanjut Clara Yatini mengatakan bahwa LAPAN mendorong untuk Area yang melintasi GMC nanti, dan menetapkan salah satu tempat. Untuk menciptakan ide-ide menarik yang melibatkan komunitas, siswa. Dengan sosialisasi, mengedukasi masyarakat tentang fenomena gerhana.
"Saat ini daerah harus mengambil peran untuk memberikan pemahaman bagi siswa, dan masyarakat, dari sejumlah daerah yang lintas poin, dari pertemuan ini ada dua kelompok besar yang akan mengamati GMC 2019 di Siak dan Tanjung Pinang," jelasnya.
Melalui pertemuan ini ia meminta masukan ke area yang dilewati GMC pada 2019, sejauh ini ia siap. Dan sosialisasi dilakukan agar bisa dirasakan secara nasional. Acara ini juga merupakan momen untuk pengembangan pariwisata, dan ekonomi di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak, Fauzi Asni didampingi oleh Humas dan Protokol Wan Saiful Effendi dalam pertemuan tersebut menyampaikan kesiapan Kabupaten Siak sebagai pusat pengamatan Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada tahun 2019.
Di depan peserta pertemuan Fauzi, GMC telah dibahas sejak 2017. Siak adalah salah satu gerhana dari gerhana matahari dengan Lembang, dan LAPAN telah menetapkan tempat terbaik di Kecamatan Kampung Bunsur, Sungai Apit.
"Meskipun masih lama, kami telah membuat GMC dengan melakukan grand launcing GMC 2019 di lokasi ladang Bunsur," kata Fauzi.
Fauzi melanjutkan untuk menjelaskan bahwa grand GMG 2019 pada tanggal 15 Februari, dihadiri oleh Bupati Siak yang masih di dukun H Syamsuar, yang berarti bahwa demamnya telah dimulai sejak dua tahun yang lalu.
"Kabupaten Siak menyambut para tamu, komunitas dan pengamat yang ingin melihat GMC bersama komunitas, dan akan ada sejumlah acara yang akan diadakan di GMC, di antaranya, Pameran Fotografi Pariwisata, Pemutaran Film Budaya, Festival Malam Budaya, dan ritual untuk seperti zikir, doa dan doa gerhana, "jelas Fauzi.
Fauzi menambahkan, Dia akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini. Dengan rekan-rekan akademisi dari Universitas di Riau akan dibahas di Kabupaten Siak.
The Sun Eclipse 2019 akan melintasi berbagai kota di Indonesia. Garis cincin akan melintasi provinsi Riau dan Siak akan menjadi daerah di mana gerhana Matahari Matahari terpanjang akan terjadi di sejumlah titik termasuk Siak dan Tanjung Pinang. (fer)