Jum'at, 26 April 2024
Follow Us ON :
 
 
 
| Upaya Pencegahan Kekelakaan, Sat Lantas Polres Siak Lakukan Pemasangan Sticker Dan Tanda Berwarna Scotlight di Body Truck Angkutan Barang | | Jangan Jadikan Beban Wali Murid Atau Murid Itu Sendiri, Acara Perpisahan Cukup Diadakan Secara Sederhana Di Setiap Sekolah Masing - masing | | Tak Ada Habisnya, Tim Opsnal Satres Narkoba Polres Siak Menangkap Satu Orang Laki Laki Penyalahgunaan Narkoba | | Pj Wako Muflihun Bersilaturahmi Dengan Warga Kuansing di Pekanbaru | | Dituduh Ambil Brondolan Sawit, Remaja di Rohul Tewas Ditebas Teman | | Irjen Iqbal Beri Penghargaan ke Jajarannya, Ramadan & Idulfitri di Riau Aman
 
Rumah Sederhana di Ujung Jalan Sakura
Dari Memulung, Sumarni Mampu Sekolahkan Sembilan Anaknya
Kamis, 25-03-2021 - 17:33:50 WIB
Sumarni, Suami dan Anak-anaknya.
TERKAIT:
   
 

PELALAWAN, DELIK RIAU -  Sepanjang Jalan Sakura, Pangkalan Kerinci, kabupaten Pelalawan, siang itu tak terlalu ramai. Tepat di persimpangan tiga ujung jalan itu, ada jalan yang berbelok ke kiri yang belum beraspal. Jalan tanah itu kira-kira sepanjang lima ratus meter. Di ujung jalan itulah Sumarni dan suami beserta sembilan orang anak dan cucunya menetap.

Di sebuah rumah kecil – lebih tepatnya disebut, pondok – berdinding bata yang belum diplester. Dinding bata setinggi kurang lebih dua setengah meter itu beratap seng. Sebagian telah berkarat dan berlubang. Nyaris tanpa atap plafon. Hawa panas yang terik siang itu merangsek hingga ke dalam rumah.

“Beginilah pak, keadaan rumah kami,” ucap Marni seraya mempersilahkan kami masuk.

Ia juga menawarkan makan siang, tapi dengan halus kami tolak.

“Kebetulan kami baru siap masak-masak. Nanti malam kami mendo’a empat puluh hari meninggal Intan,” ujarnya.

Ruang tamu berukuran dua kali empat itu tiba-tiba terasa penuh. Sumarni memanggil 
suami, anak-anak dan cucunya. Tiga orang anak perempuannya, Eva Sari, Reni, Maya dan seorang cucunya datang.

Suaminya, Syaripudin, hari itu tidak bekerja. Sehari-hari lelaki itu berjualan buah keliling dengan sepeda motor.

Sepekan yang lalu, delikriau.com bertemu Sumarni di ruang tunggu pengunjung sidang Pengadilan Negeri Pelalawan. Hari itu, ia menjadi saksi untuk cucunya, IA alias Intan (15 tahun) yang jadi korban pembunuhan oleh MAA (17 tahun) pelajar SMA di Pelalawan, Riau.

Jelang menunggu namanya dipanggil, Sumarni menceritakan kisah hidupnya hingga tiba di Pangkalan Kerinci, Pelalawan dua puluh lima tahun yang lalu.

“Sewaktu tinggal di Medan, saya sakit keras selama enam bulan. Tiba-tiba saya lumpuh tak bisa berjalan. Kedua kaki saya terasa sakit, seperti terbakar kalau disentuh,” ucapnya mengawali cerita.

“Ketika akhirnya saya dibawa berobat ke sebuah rumah sakit, dokter yang memeriksa kala itu menvonis agar kedua kaki saya diamputasi. Kami terkejut, tidak menduga dokter akan mengatakan hal itu. Saya dan suami menolak. Saya dibawa pulang dan dirawat di rumah saja."

“Suatu hari tanpa sengaja, saya bertemu dengan seorang tentara yang dipanggil ‘Pak Kyai’ oleh orang-orang yang mengenalnya. Pak Kyai inilah yang mengobati kaki saya. Tidak lama, kaki sembuh dan pulih bisa berjalan lagi,” tutur Sumarni.

Ternyata, selain diobati secara non medis oleh Pak Kyai, Sumarni juga diajarkan cara 
mengurut dan pengobatan patah tulang. Lantaran menurut penglihatan Pak Kyai tersebut, Sumarni memiliki bakat bawaan lahir. Namun, tidak disadari.

“Jadi, Pak Kyai itulah yang menguatkan bakat bawaan lahir saya. Sejak itu, saya bisa mengobati orang yang terkilir, salah urat hingga patah tulang,” ucap Sumarni.

Pada tahun 1996, Sumarni mengikuti keinginan suami merantau ke Pangkalan Kerinci, kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Mereka membawa serta lima orang anaknya yang masih kecil-kecil mengontrak sebuah rumah petak. Untuk membantu ekonomi keluarga, sehari-hari ia keliling kampung menjadi pemulung barang-barang bekas. Sementara suaminya berjualan buah potong.

Profesi sebagai pemulung itu ia geluti dengan sabar dan tekun. Sejak pindah ke Pangkalan Kerinci, rumah kontrakannya bertambah ramai dengan kehadiran empat orang anak. Sehingga jumlah anak-anaknya pun bertambah jadi sembilan orang. Tujuh perempuan dan dua laki-laki.

“Alhamdulillah, kesembilan anak-anak itu bisa sekolah semua. Sekarang, lima orang sudah menikah dan punya anak. Tinggal empat orang yang masih sekolah. Yang paling kecil, Wulan saat ini masih SMP kelas dua. Abangnya dan kakaknya sekolah di SMA. Inilah yang masih jadi tanggungan memenuhi biaya hidup dan pendidikan. Saya mau mereka semua bisa sekolah tinggi sesuai cita-citanya,” tutur Sumarni.

Setiap hari, ia berangkat memulung jam tujuh pagi. Belakangan ini, ia hanya menyatroni kantor-kantor pemerintah di sekitar Pangkalan Kerinci saja. Berkeliling hingga pukul sepuluh, lalu pulang. Anak-anaknya ikut membantu memilah-milah barang-barang bekas yang berhasil ia kumpulkan.

“Kadang-kadang, anak-anak ini ikut memulung. Mereka sendiri yang mau ikut. Tidak mau dilarang. Itu pula yang mengajarkan mereka tidak gengsi. Pekerjaan memulung ini kan halal,” tutur Sumarni sepekan lalu.

Selang beberapa jenak ia pun dipanggil Jaksa untuk segera bersaksi.

Rumah Sederhana di Ujung Jalan Sakura

“Sudah dua tahun kami tinggal di sini,” suara perempuan lewat paruh baya itu terdengar parau ditimpa hawa panas yang menyeruak ke dalam ruang tamu dua kali empat. 

Benar apa yang diceritakannya sepekan lalu. Dari menabung hasil memulung dan berjualan buah potong, Sumarni dan suaminya bisa mencicil tanah kapling yang terletak di ujung Jalan Sakura. Di tanah inilah mereka bisa mendirikan rumah sederhana yang saat ini ditempati bersama dengan enam anak dan beberapa cucunya. 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Sumarni baru saja kehilangan seorang cucu kesayangannya, Intan yang dibunuh oleh seorang pelajar SMA beberapa waktu lalu.

Hari ini sudah empat puluh hari cucunya itu tak pernah kembali lagi berkumpul di rumah di Ujung Jalan Sakura itu. Intan, cucu dari anak perempuannya yang ke dua bernama Evasari (34 tahun) yang tinggal dan menetap bersamanya. 

“Awalnya kami dirikan tenda biru di tanah ini. Selama beberapa bulan kami berteduh dan tinggal beratap tenda biru. Berangsur-angsur ada rezeki, kami beli batu bata dan akhirnya bisa berdiri bangunan rumah ini,” ujar Sumarni. Suaranya parau, terasa menyimpan beban berat yang tak terkatakan. 

 “Tapi ya beginilah. Masih belum dikasih atap plafon dan belum di plester," kata Sumarni sembari menunjukkan sekeliling rumahnya.

Sumarni bercerita jika rumahnya itu sudah direncanakan masuk program bedah rumah oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Cuma, kapan waktunya, ia mengatakan belum tahu.

“Ya, semoga saja cepat diwujudkan. Kami sangat berterimakasih kalau Pemerintah bersedia memberi bantuan renovasi rumah ini. Saya do’akan Pak Bupati dan jajarannya sehat, panjang umur, murah rezeki,” ucap Sumarni seraya menangkupkan kedua telapak tangannya. Ada secercah harapan terlukis di wajah perempuan yang selalu menyunggingkan senyumnya itu. 

Cahaya matahari siang di Pelalawan jatuh sempurna. Atap seng rumah di ujung Jalan Sakura itu menyerap terik hingga ke dalam. Hawanya meruar ke seluruh ruangan. Terik siang terasa menghujam-hujam. 

Penulis :  Sgi - Dd



 
Berita Lainnya :
  • Dari Memulung, Sumarni Mampu Sekolahkan Sembilan Anaknya
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Upaya Pencegahan Kekelakaan, Sat Lantas Polres Siak Lakukan Pemasangan Sticker Dan Tanda Berwarna Scotlight di Body Truck Angkutan Barang
    02 Jangan Jadikan Beban Wali Murid Atau Murid Itu Sendiri, Acara Perpisahan Cukup Diadakan Secara Sederhana Di Setiap Sekolah Masing - masing
    03 Tak Ada Habisnya, Tim Opsnal Satres Narkoba Polres Siak Menangkap Satu Orang Laki Laki Penyalahgunaan Narkoba
    04 Pj Wako Muflihun Bersilaturahmi Dengan Warga Kuansing di Pekanbaru
    05 Dituduh Ambil Brondolan Sawit, Remaja di Rohul Tewas Ditebas Teman
    06 Irjen Iqbal Beri Penghargaan ke Jajarannya, Ramadan & Idulfitri di Riau Aman
    07 BUMN China Akan Tinjau Lokasi Jembatan Bengkalis-Pulau Sumatra Pekan Depan
    08 Hadiri Pembukaan MTQ Tingkat Provinsi Riau di Dumai, Bupati Bengkalis Menabuh Kompang Bertanda MTQ Dimulai
    09 68 Peserta Kafilah Bengkalis di Dumai Mendapatkan Motivasi Dari Bupati Kasmarni
    10 Pasca libur lebaran, Seluruh Satuan Pendidikan Sudah Harus Kembali Masuk Pada Tanggal 22 April 2024
    11 Momen Jokowi dan Paloh Ngobrol Akrab di Acara Nikahan, Di Unggah Elite NasDem
    12 Tewas Terbawa Arus Air Laut Yang Sedang Pasang Saat Bekerja
    13 Buntut Dari Kasus Penyelundupan 24 Kg Narkoba, Menhub Diminta Cabut Izin Operasional Lion Air
    14 Resmi Dilaporkan Ke Mapolres Muaro Jambi, Dugaan Pria Beristri Gauli Seorang Pelajar
    15 ‘Datuk Seri Lela Setia Junjungan Negeri’, Kajati Riau Mendapatkan Gelar Dari LAMR
    16 Kembali Jadi Bakal Calon Bupati Siak, Alfedri Tetap Berpasangan dengan Husni di Pilkada Siak 2024
    17 Pasutri Diduga Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Diamankan Satres Narkoba Polres Siak
    18 Berhasil Mengungkap Kasus Dugaan Pencurian Buah Kelapa Sawit Oleh Polsek Kuantan Mudik
    19 Warga Kampung Sam Sam Diduga Mau Ninja Brondolan Sawit Tewas Disambar Petir
    20 Iptu Supriadi Tersangka Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M
    21 "Aghi Ghayo Onam" atau Hari Raya Enam di Kabupaten Siak
    22 Pria di Riau Ditangkap, Manipulasi Video Hasil Sidang MK di TikTok
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © DELIK RIAU - SITUS BERITA INVESTIGASI