PELALAWAN, DELIKRIAU - (Edisi masih dengan keluarga (IA) korban.
Sempat (IA) meminta untuk di buatkan benang 7 warna dan juga kalung kepada sang nenek. "Buat apa benang itu?", 'Buat tangkal gitu nek' jawab IA seketika. (IA) begitu dekat dengan sang nenek karena keseharian ibu (IA) bekerja di salah satu perusahaan di Pangkalan Kerinci.
Setelah kesembuhannya, (IA) melanjutkan aktivitasnya seperti biasa, belajar dan bermain dengan teman - temannya.
"Tidak pernah keluar rumah kecuali sama ibunya," ucap Putra, Paman (IA).
Nenek tetap memperhatikan tingkah laku (IA) karena sudah merasakan firasat lain terhadapnya. Hanya saja sangat disayangkan Sang Nenek tidak pernah memeriksa handpone Sang Cucu dan tidak tau dengan siapa saja (IA) berteman.
Dua bulan setelah sakit yang dideritanya, (IA) selalu dirumah. Ia sempat berbahagia karena merayakan ulang tahun bibinya (putri) 16 Januari 2021 lalu di rumah mak bunga (Nenek (IA)), di saat itulah keluarganya berkumpul.
(IA) pernah bercerita saat ia bertemu dengan teman- temannya setelah ia sembuh dari sakit. Teman-temannya mengira kalau ia sudah tiada di akibatkan oleh sakitnya yang kemarin. Nenek pun memberi semangat untuk cucunya, nenek mengatakan kalau ada orang yang mengatakan hal seperti itu tandanya (IA) akan panjang umur yang kemudian di aminni oleh (IA).
Satu minggu setelah (IA) cerita tentang gosip kematiannya, 7 Februari 2021 (IA)
mendapat kabar bahwa harus kesekolah menjemput belangko yang harus diisi kemudian diserahkan ke sekolah lagi. (IA) langsung kerumah Nenek, (ibu dari orang tua ayahnya) di Jalan Pinang Kerinci Kota. Walaupun ayah dan ibunya berpisah dan IA tinggal dengan ibunya, namun keluarga dari ayahnya tetap memberikan perhatian kepada (IA). Sesampainya di rumah Neneknya (IA) meminta uang untuk keperluan itu dan neneknya langsung memberinya. Hal itu dibenarkan oleh Kakek dan Neneknya saat diwawancarai oleh tim delikriau.com, (17/02/2021) dikediamannya.
Senin, 8 Februari 2021 pagi, (IA) bersiap untuk pergi ke sekolah dengan mengenakan pakaian celana abu - abu, baju hitam dan jilbab pink. (IA) pamit kepada Neneknya untuk mengambil belangko.
Nenek (IA) sedikit curiga dengan cucunya itu. Wajar, Nenek begitu was-was semenjak (IA) sakit waktu itu. Saking khawatirnya nenek pun menawarkan diri untuk mengantarkan cucunya itu namun (IA) menolak. Nenek pun menyodorkan ubi goreng untuk cucu tersayangnya agar (IA) sarapan sebelum berangkat ke sekolah sambil berkata "makan dulu ini Cu", 'udah kenyang nek' jawab (IA) seketika. "Di sana itu udah ada orang yang nunggu lo cu, cucu mau di culik," begitu besar firasat nenek saat itu. Namun nenek hanya mendapatkan senyuman dari (IA).
(IA) sempat chat melalui Wattsap dengan abang kandungnya untuk minta di antarkan ke sekolah.
Isi chat singkat itu:
(IA) : "Antar aku ke sekolah lah,"
(Wahyudi) : "Aku dirumah kawan aku, lagian Honda tidak ada"
(IA) : "Cepatlah jam 11.30 terakhir ambil belangko gak tau aku mau diantar sama siapa lagi Honda tidak ada satupun dirumah".
Begitulah percakapan terakhir (IA) dengan abangnya.
15 menit kemudian Nenek (IA) tersentak kaget. Tak sadar (IA) sudah tidak ada di rumah. Bibi (IA) pun tidak tahu kapan (IA) keluar rumah.
Bersambung...
(Penulis; Dedy R)