"Artinya sudah jelas, sekolah tidak menjual seragam sekolah. Tidak ada sekolah yang mewajibkan untuk membelinya di sekolah. Silakan saja beli di luar dan yang ingin menjahit sendiri, silakan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Dr H Abdul Jamal MPd kepada Riau Pos, kemarin.

Dia juga memastikan bahwa pihak sekolah tidak akan memaksakan orang tua peserta didik baru untuk membeli seragam sekolah. Dirinya berjanji memantau sekolah untuk memastikan bahwa soal seragam ini sekolah tidak ikut campur.

"Jika orang tua peserta didik baru ingin membuat seragam melalui koperasi sekolah, ya itu harus kesepatan para orang tua. Pihak sekolah tetap tidak masuk dan ikut campur menentukan seragam sekolah," tambahnya.

Sementara itu, keinginan untuk membeli seragam melalui koperasi sekolah terkadang menjadi pilihan para orang tua peserta didik baru. Alasannya karena membeli di luar harganya terpaut tidak terlalu banyak. Di samping itu juga untuk keseragaman siswa.

Seperti disampaikan Kirna, salah satu orang tua peserta didik baru SMPN di Pekanbaru. Ia berniat untuk membeli seragam sekolah untuk anaknya melalui koperasi sekolah. Menurutnya, seragam olahraga dan seragam Melayu tidak ada dijual di luaran.

"Kalau untuk seragam pramuka dan putih merah banyak di luar, itupun harganya juga tidak murah juga. Tetapi untuk seragam olahraga dan baju Melayu kan tidak ada di luar. Jadi ya belinya melalui koperasi sekolah saja," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Wina, orang tua murid baru SDN di Pekanbaru. Ia juga akan membeli seragam sekolah melalui koperasi sekolah. Agar lebih seragam dan tidak repot-repot mencari seragam di pasar lagi.

"Di koperasi sekolah saja rencana beli seragam sekolah. Ada sekitar tiga setel atau empat itu, biar tak ribet lagi beli di luar," tambahnya. (**)

Sumber: Riaupos.co