ROKANHULU, DELIKRIAU - Kepala Rokan Hulu (Rohul), H. Sukiman, mengikuti tradisi Potang Bolimau, menyambut bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah di area Water Front City Pasirpangaraian, Kecamatan Rambah, Distrik Rokan Hulu (Rohul), Minggu sore (05/05/2019) di Kompleks Water Front City, di tepi Sungai Batang Lubuh, Rokan Hulu, Riau.
Kegiatan Gerabah Balimau adalah tradisi yang memiliki arti pemurnian diri. Kegiatan ini juga didorong oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Rokan Hulu Sukiman, Sekretaris Rohul, H. Abdul Haris, Ketua Tim Penggerak PKK Rohul, Hj. Penny Herawati, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat.
(H.Sukiman bersama Bombongan Tiba di Lokasi Pujasera Tempat Pirang Balimau)
Hadir pula para pemimpin Forkompinda, pemimpin OPD di lingkungan Rokan Hulu, termasuk Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Yusmar, Kepala Dharma Wanita Persatuan Rohul, Hj. Neti Herawati, seorang tokoh agama, seorang pemimpin di sana, dan undangan lainnya.
Sebelum acara, Bupati Rokan Hulu Sukiman dan rombongan diarak dari Masjid Jami 'Desa Babussalam, Kecamatan Rambah, oleh 20 kelompok rebana dari berbagai kecamatan. Setibanya di acara tersebut, Bupati disambut dengan seni pencak silat.
(Bupati Rohul H.Sukiman bersama Rombongan di Arak Masyarakat Menuju Tempat Pirang Balimau)
(Sukiman di dampingi istri Hj.Peni dan Sekda Abdul Haris beserta istri sedang duduk)
(H.Sukiman di dampingi istri Hj.Peni Sjuman beserta sekda dan rombongan sedang berdoa)
Selain itu, Bupati Rokan Hulu Sukiman, bersama dengan Kantor Bupati Kabupaten Rohul, pertama kali melepaskan merpati sebagai simbol ketulusan untuk saling memaafkan kesalahan masing-masing.
(H.Sukiman bersama Sekda Abdul Haris bersama Rombongan Memegang Burung Merpati Untuk di Lepas Pertanda Pirang Balimau di Buka)
(H.Sukiman di Dampingi Istri, dan Sekda di Dampingi Istri Sedang Memegang Burung Merpati Untuk di Lepas)
Ramuan tradisi Balimau dilakukan dengan mengetuk air jeruk nipis yang dicampur ke kepala sebagai simbol pemurnian diri. Di Rokan Hulu, tradisi ini selalu dipertahankan setiap tahun.
Ketua Panitia Potim Bolimau, juga Asisten II Bidang Pengembangan Ekonomi (Ekbang) Setda Kabupaten Rohul, Muhammad Ruslan mengungkapkan, Potang Bolimau adalah tradisi masyarakat dan sebagai tempat persahabatan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat talisilaturahmi, dan momen untuk bertobat sebelum memasuki bulan suci.
"Selain menjadi simbol penyucian diri, kegiatan ini juga menjadi tempat tinggal bersama," kata Muhammad Ruslan.
(Bupati Kab.Rohul H.Sukiman sedang menyampaikan kata sambutan pirang Halimah)
Sementara itu, Bupati Rohul, Sukiman mengatakan, tradisi Potang Bolimau adalah tradisi mandi limau atau jingga di sore hari, menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Selain itu, kegiatan Potang Balimau ini mengandung makna pemurnian diri terutama dalam menyambut bulan suci Ramadhan, sehingga menyambut puasa dengan niat murni, bersih dan baik. Tradisi Potim Balimau juga digunakan sebagai pertemuan dan momentum untuk memaafkan, menyatukan para ulama dan pemerintah masyarakat.
"Saya menyesal mengatakan bahwa dalam perjalanan tugas ada kesalahan, saya adalah manusia normal, banyak kelemahan dan kekurangan, tradisi ini adalah rutinitas kami setiap tahun, dan merupakan tradisi leluhur tertua di Rokan Hulu Negeri Seribu Suluk," kata Sukiman.
(H.Sukiman, didampingi istri,Sekda, di dampingi istri,Ninik mamak, Ketua LAM, dan rombongan mempersiapkan diri, untuk mandi balimau dengan cara mengusap air yang sudah di campur dengan rempah rempah membersihkan diri memasuki bulan suci Ramadhan)
Lebih lanjut, Sukiman mengatakan tradisi Potang Bolimau adalah momen yang tepat untuk semua masyarakat, terutama bagi orang-orang yang berkeliaran di luar daerah. Menjelang bulan suci Ramadhan, mereka dapat kembali ke rumah untuk mengunjungi keluarga mereka.
"Mari kita rayakan bulan penuh berkah ini dengan sukacita dan ketulusan, dan tingkatkan kasih amal kita di bulan suci Ramadhan ini," katanya.
(Bupati Kab.Rohul H.Sukiman sedang memandikan anak yatim yang sedang di gendong ibu kandungnya saat acara potang balimau)
(H.sukiman di dampingi istri Hj Peni Sukiman sedang memandikan anak yatim)
(Hj.Peni Sukiman memandikan anak yatim)
Sukiman menambahkan, kegiatan Potang Balimau akan semakin ditingkatkan. Nuansa Islam dan budaya Rokan Hulu akan disoroti.
"Kami akan menjadikan tradisi ini sebagai salah satu upaya untuk menyebarkan Islam, serta warisan tradisi dan nilai-nilai agama kepada generasi muda," katanya.
Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, ada 2 tradisi Balimau yang dipraktikkan oleh komunitas Rohul. Di Rokan Kiri seperti Kecamatan Ujung Batu, Rokan IV Koto, Pendalian, Tandun Kabun disebut Balimau Cono. Sementara Potang Balimau adalah tradisi masyarakat Rokan Kanan seperti Pasirpengaran, Keppanjang, Tambusai dan Tambusai Utara.
Balimau Cono menekankan tradisi merayakan Ramadhan dengan prosei adat yang kuat dalam Islam. Sementara itu Potom Balimau menekankan tradisi keagamaan.
Tetapi kedua tradisi ini pada prinsipnya masih menggabungkan tiga elemen yang merupakan pemerintahan ulama dan adat atau lebih dikelola dengan tiga string bengkok. Sebagai elemen yang dipercaya untuk memimpin, membangun dan mengarahkan serta memberikan perlindungan kepada masyarakat.
Di acara itu, Bupati dan saluran Rokan Hulu menyumbangkan kompensasi kepada anak-anak yatim, dan akhirnya memandikan mereka dengan limun yang disediakan panitia.
(Bupati Kab.Rohul H.Sukiman sedang memberi santunan pada anak yatim saat acara pirang balimau)
(Sekda Kab.Rohul Abdul Haris sedang memberikan santunan pada anak yatim saat acara potang balimau)
Bahkan, sejumlah kepala lembaga pemerintah dan bahkan masyarakat, diminta dilemparkan oleh bupati Rohul, dengan limun yang disiapkan. (Galeri)