SIAK, DELIKRIAU - Mahasiswa tingkat sarjana Universitas Kerja Nyata (UNRI) Riau dalam Sistem Pemurnian Air Sosial dengan klarifikasi tingkat rumah tangga skala sederhana sebagai bagian dari Program Kerja KKN yang dilaksanakan di Desa Tualang, Kabupaten Siak, Jumat (02/08/2019) di Kantor Pusat Tualang, Distrik Tualang, Kabupaten Siak, Riau.
Sosialisasi mengusung tema "Indonesia Bersih", dan sumbernya adalah Dra. Silvi Reni Yenti, M.S. yang merupakan profesor Teknik Kimia Universitas Riau.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa dan semua ketua RT, RK, BAPEKAM Tualang dengan tujuan mengajar mereka cara memurnikan air keruh dengan menggunakan metode klarifikasi skala rumah tangga sederhana.
Badan mahasiswa UNRI, Tondi Putra yang juga Koordinator Desa, mengatakan bahwa sejak awal kedatangan mereka, situasi air telah terganggu dan tidak pasti, sehingga mereka memutuskan untuk menyosialisasikan air bersih sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat setempat.
“Sejak awal kedatangan sudah melihat kondisi air di sini cukup keruh dan tidak bersih. Jadi, kami memutuskan untuk mengadakan sosialisasi air bersih sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Tualang, ”katanya.
Lebih lanjut Tondi menyampaikan bahwa tidak hanya berteori tetapi sosialisasi dilakukan secara langsung dengan bahan dan alat sederhana seperti tawas, kapur bangunan dan air panas. Dia juga berharap kegiatan ini akan membantu warga desa di Desa Tualang untuk mengatasi masalah air jernih.
"Kegiatan ini diharapkan dapat membantu warga desa di Desa Tualang dalam menangani masalah air jernih," katanya.
Kepala Desa Tualang, Juprianto mengatakan, dia menyambut dan menghargai kegiatan sosialisasi siswa.
"Kami sebagai Pemerintah Desa Tualang menyambut dan menghargai para siswa dan mahasiswa Unri 2019 yang telah memberikan pengetahuan mereka kepada RT dan RK yang ada di daerah kami, sehingga pengetahuan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam membuat proses pemurnian air yang sederhana ini dimungkinkan," tunjukkan itu.
Dosen Teknik Kimia Universitas Riau, Dra. Silvi Reni Yenti, M.Si mengatakan bahwa air yang buruk adalah air yang memiliki pH kategori asam dan mengandung banyak logam FE. Ini tentunya akan menyebabkan iritasi pada kulit dan penyakit lain bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Setelah diuji di laboratorium menggunakan metode klarifikasi skala rumah tangga ini berhasil mengubah pH ke kategori netral.
"Tanpa air bersih, kita tidak bisa memberikan hal-hal baik kepada generasi kita berikutnya," kata Silvi. (raf)