Terkait Isu Gizi, LLMB bersama Lurah Pangkalan Kerinci Timur Kembali Turun ke Lapangan
PELALAWAN, DELIK R - Lembaga Laskar Melayu (LLMB) Kabupaten Pelalawan kembali mengusut perkembangan permasalahan mengenai beredarnya berita keluarga Sholeh yang anaknya diduga mengalami kekurangan gizi serta permasalahan lainnya pada Senin, (24/07/2023) di RT04/RW05, Kelurahan Kerinci Timur, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau .
Panglima Tengah DPD LLMB Kabupaten Pelalawan, Datin Hj.Dwi Prima Wahyuni didampingi Panglima Muda Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pangkalan Kerinci, Datuk Dedy Rizaldi dalam diskusi yang disampaikan oleh Panglima Tengah Datin Rhima, ia menyayangkan keterkaitan anak-anak yang masih belum mengenyam pendidikan dikarenakan ekonomi yang tidak mencukupi.
Panglima Tengah DPD LLMB Pelalawan Datin Hj.Dwi Prima Wahyuni saat diwawancarai menyampaikan hal-hal penting untuk dikaji ulang oleh pemerintah.
"Kami menerima isu tentang gizi buruk, jadi LL meninjauMB langsung ke lapangan, setelah kami melakukan pelaporan, kami menemukan permasalah baru, diantaranya permasalahan mengenai anak-anak yang putus sekolah, warga yang tidak menerima bantuan padahal sudah mendapatkan kartu bantuan dan juga anak yatim yang tidak dapat mengeyam pendidikan. untuk anak yang gizi buruk, setelah di chek oleh dinas kesehatan mereka mengatakan ini bukan gizi buruk, tapi kekurangan gizi, kami meminta kepada pemerintah agar diberikan fasilitas khusus tentang gizi dan redaman psikologi untuk ibunya," Pungkas Datin Rhima.
Menjawab hal tersebut, Lurah Pangkalan Kerinci Timur, Ridho Alfada dengan Lugas menjawab bahwa ini bukan kategori Gizi Buruk.
"Dalam konteks ini, setiap masalah publik atau narasi publik, pernyataan harus berdasarkan analisis dan kajian empiris oleh ahlinya, jadi ini masalah ilmiah ya, gizi dan kesehatan. Posyandu sudah intens memberikan perawatan, pengasuhan dan pengawasan. Bukan Gizi buruk kata mereka. Pendekatannya menyentuh ruang psikologi. Kemudian lagi, ini bukan kategori gizi buruk. Saya sudah berkeliling di Kerinci Timur ini soal isu gizi dan kemiskinan. Saya insyaAllah juga tahu masalah, kami punya data, kami punya konsep, kami punya aksi dan kepentingan sebagaimana instruksi Bupati Pelalawan," ucap Ridho Afalda kepada Awak Media.
"Bapak Bupati tekanan selain kemiskinan yang prioritas, kemudian ada isu-isu limbah, kemudian air bersih. Untuk penawarannya, selain konsultasi dengan Camat dan Bappeda kami nanti akan menggandeng pemangku kepentingan atau pihak swasta yaitu RAPP jadi swasta wajib hadir melalui CSR-nya. Kami rapatkan dulu, kami yakin proposal di situ akan kami muatkan masalah dan bagaimana solusinya jadi kami akan melanjutkan ke Pemda dan melanjutkannya ke swasta," tulisnya.
“Selanjutnya masalah kebutuhan air bersih ini tentunya kami akan berkonsultasi dengan Camat Pangkalan Kerinci, Bupati Pelalawan dan juga dengan Bappeda apakah sudah menjadi perencanaan dalam Collaborative Governance pihak swasta harus kita hadirkan,” ujarnya.
Terkait anak putus sekolah Rhido mengaku telah memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
“Untuk anak yang putus sekolah kita sudah punya solusinya. Si Reza (10) anak pertama sudah sekolah, kebutuhannya sudah kita penuhi kemudian adiknya si Habib (7) tinggal masuk sekolah saja, sedangkan anak putus sekolah yang lain sedang kita data," tutup Lurah Kerinci Timur.
Hadir dalam kunjungan tersebut, Lurah Kerinci Timur, Ketua RT.04, Pihak LLMB Panglima Tengah, Panglima Muda, Dankoti, Kabid, dan Warga yang bersangkutan. (AK)