Panglima LLMB Pelalawan Kesal, RSUD Selasih Diduga Sempat Menolak Pasien Hingga Perawat Berikan Jawaban Yang Menohok!
PELALAWAN, DELIK RIAU - Panglima Muda DPD Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) Pelalawan Datin Hj. Dwi Prima Wahyuni ungkapkan kekesalannya. Geram, karena sempat mengalami diduga penolakan saat hendak berobatkan anaknya, oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Kedatangan Datin Rima bersama anaknya yang hendak berobat Senin (10/04/2023) dini hari diduga mendapatkan respon tak mengenakkan oleh pihak RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan.
Tak terima atas diduga perlakuan penolakan tersebut, Datin Rima berinisiatif mengecek ruangan VIP yang dikatakan sudah penuh oleh perawat saat itu yang berada di lantai dua.
Setelah melakukan pengecekan, Datin Rima mendapati empat (4) Kamar yang kosong tak berpenghuni. Ketika ditanya kenapa dikatakan ruangan penuh, perawat yang berjaga pada saat itu mengatakan bahwa kamar sudah penuh karena sudah diboking.
Kekesalan Datin Rima semakin memuncak, padahal seharusnya pihak RSUD bisa mengambil tindakan atas pasien (anak Datin Rima) yang kondisinya sedang sakit. Setelah beberapa saat berdebat, perawat pun menyuruh Datin Rima untuk bersabar karena ruangan hendak disiapkan. Selanjutnya anak Datin Rima dirawat di ruangan yang sempat di katakan oleh perawat sudah penuh dan mendapatkan penanganan.
Datin Rima pun menceritakan tentang bagaimana dugaan penolakan yang sempat dilakukan oleh perawat terhadap anaknya kepada awak media.
"Berulang kali dikatakan penuh. Langsung saya cek sendiri. Ternyata ada ruangan yang kosong. Bahkan 4 kamar yang kosong. Saya tanya kenapa kamar penuh. Dijawab katanya pasien pulang, besok datang lagi. Jadi pasien itu pulang terus datang lagi, pulang datang lagi, ada seperti itu?," ungkap Datin Kesal.
"Satu kamar kosong katanya, pasiennya pulang, besok pagi masuk lagi, saya tanya sakit apa katanya tak tahu, memangnya bisa seperti itu? Diboking, memangnya hotel? Satu lagi kosong juga katanya sudah diboking Dua kamar tak ada tempat tidurnya," ucapnya.
Setelah panjang lebar Datin berdebat, selanjutnya perawat menyuruh Datin untuk menempati satu ruangan yang telah diboking oleh orang lain.
"Baru saya disuruh sabar. Baru disiapkan kamarnya. Anak saya kena Tipus, panas tinggi. Saya khawatir karena dia sedang hamil jalan tiga bulan dan menggigil hebat. Kata bidan disuruh cek darah. Dan setelah dicek benar, dia Tipus," terang Datin.
Ditemui langsung diruangannya dini hari itu, salah satu perawat inisial (U) terlihat menutupi dan tak banyak berkomentar, hanya mengatakan bahwa sudah selesai.
"Sudah selesai pak, masalahnya sudah selesai," jawab (U) singkat.
Sementara seorang perawat lagi inisial (E) menjelaskan bahwasanya ruangan sedang penuh.
"Iya pak penuh, yang satu tu udah di boking orang masuknya besok. Yang satu lagi ada pasiennya, di laporan kami ada pasien, tapi pasiennya keluar. Dua kamar lagi tak ada tempat tidur," ujarnya.
Jadi bagaimana dengan yang sudah di boking tapi akhirnya ditempati oleh anak ibu Rima? Tanya awak media kepada E.
"Besok pagi kan ada yang pulang tu, jadi kami masukkanlah pasien yang bokingan tadi itu. Kami tak pernah menolak pasien. Pasien itu rezeki masak di tolak," katanya berkelak, jawaban menohok dari sang perawat.
Jika seperti itu, bukankah seharusnya itu adalah solusi yang ditawarkan kepada pihak pasien tanpa perlu mengatakan sudah penuh dan sudah di boking. Toh akhirnya pasien mendapatkan ruangan dan yang di kabarkan memboking bisa diatasi.
Diketahui pasien (anak Datin Rima menggunakan jasa pelayanan kesehatan Umum (langsung Cash) dan tidak menggunakan BPJS. Bisa dipertanyakan bagaimana sistem pelayanan yang sebenarnya. Mengapa pasien umum mendapatkan respon demikian, lalu bagaimana pula jika yang berobat adalah pasien BPJS! Lalu apakah dibenarkan sistem pembokingan ruangan dan tidak mengutamakan pasien yang datang terlebih dahulu? Apakah karena pasien datang dini hari sehingga perawat malas menangani?atau bagaimana prosedurnya? Untuk itu, Awak media pun mempertanyakan perihal kejadian tersebut langsung kepada Direktur utama RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan, Dr. Irna agar masyarakat faham dan mendapatkan kejelasan bagaimana seharusnya berobat di Rumah sakit, khususnya RSUD, serta kewajiban dan hak yang dimiliki oleh seorang pasien baik itu pasien Umum maupun pasien BPJS.
Saat dikonfirmasi oleh selaku
Direktur utama RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan, Dr. Irna saat dikonfirmasi oleh Ketua PW MOI DPD Pelalawan, Dedy Rinaldi melalui via WhatsAppnya, melalui bawahannya menjelaskan bahwa permasalahan sudah selesai. Tak puas dengan tanggapan dari pihak rumah sakit, Dedy pun mendatangi RSUD Selasih guna mendapatkan kejelasan.
Selanjutnya Direktur utama RSUD Selasih Dr. Irna saat ditemui diruangannya mengatakan bahwa kondisi ruangan pada waktu itu full.
"Jadi kondisinya waktu itu di VIP itu memang full. Yang dua kamar dipakai satu untuk bapaknya satu untuk anaknya, yang satu lagi ada pasien juga," jelas dr Irna.
"jadi memang benar kamar full, jadi pas mereka ke sana, waktu malam itu terlihat kosong, karena anaknya ini minta tidur sekamar dengan bapaknya, jadi kan dipindahkan tu kesitu. Tapi kan status dia kan masih di kamar itu. Terus yang satu lagi, pasien yang ini ni dia minta izin pulang sebentar melihat anaknya dirumah. Nah jadi pas dilihat kan kesannya seperti kosong. Nah jadi setelah di kondisikan, akhirnya si anak tadi sekamar dengan bapaknya. Dan pasien bisa menempati kamar yang tadi(bekas kamar anak yang sekamar dengan bapaknya)," jelas direktur RSUD Selasih.
Irna menambahkan, jika hal tersebut adalah Mis komunikasi antara perawat dengan pihak pasien.
"Mungkin cara penyampian perawat dari RSUD kami yang tidak tepat, tidak ada yang namanya boking, kecuali ada pasien yang urgent yang segera masuk pastinya mereka sudah memesan melaui bidang umum ke pendaftaran, dan kami sudah sampaikan kepada Perawat yang bersangkutan untuk yang kedepan berkomunikasilah dengan benar kepada Pasien," ujarnya.
"Kedepannya kami tetap akan melakukan perbaikan - perbaikan agar pelayanan di RSUD Selasih lebih baik lagi. Terimakasih atas masukan dari berbagai pihak, sehingga kami bisa lebih berbenah lagi," tutup Irna.
Usai dikonfirmasi di ruangannya, selanjutnya pihaknya diwakili oleh Anton langsung menjumpai Datin Rima selaku ibu Pasien untuk meminta maaf atas kekhilafan tersebut. (AK)