Papua New Gini Bakal Cekal Facebook Selama Sebulan
Kamis, 31-05-2018 - 13:19:15 WIB
DELIKRIAU-Papua New Gini (PNG) berencana untuk menutup sementara Facebook selama sebulan bersamaan pada saat pemerintah mengidentifikasi beberapa akun palsu dan mencoba untuk mem’blok’ berita palsu.
Dilansir dari aljazeera.com, Menteri Komunikasi Sam Basil mengatakan penutupan sementara selama sebulan akan mempermudah untuk mengumpulkan Informasi tentang masyarakat yang menggunakan social media untuk tujuan kejahatan.
Para pengguna yang mengunggah pornografi dan menyebar luaskan pencemaran nama baik melalui social media akan segara diidentifikasi dan dihapuskan. Basil mengatakan bahwa tindakan ini akan menghasilkan pengguna social media yang benar-benar bertanggungjawab.
“This will allow genuine people with real Identity to use the social network responsibility,” kata Basil.
Dia juga mengatakan pakar teknologi di PNG memiliki kemampuan untuk mengembangkan aplikasi social media lokal sebagai pengganti Facebook.
“If there need be then we can gather our local applications developers to create a site that is more conductive for Papua New Guineas to communicate within the country and abroad as well,” Ucap Basil di social media.
Bukan Negara pertama
PNG bukanlah Negara pertama yang menangguhkan Facebook. Beberapa diantanya terdapat Cina, Korea Utara, Iran dan beberapa negara di Timur Tengah.
Cina memblok platform social media menyusul kerusuhan Urumqi pada bulan July 2009 setelah disinyalir aktivis Xianjiang menggunakan Facebook untuk membangun komunikasi.
Pada April 2016, Korea Utara mengumumkan telah menutup akses ke Facebook, Twitter dan Youtube sebagai Negara tirai yang mengontrol akses Informasi dari luar negaranya.
Demikian juga Iran yang menutup Facebook selama ada gerakan protes anti pemerintahan.
Selama demonstrasi jalanan di mesir pada tahun 2011 Rezim Husni Mubarok memblokir situs Facebook selama beberapa hari.
Demikian pula di Afrika, Ethiopia, Cameroon dan Toge belum lama ini memblokor Facebook menyusul demonstrasi anti pemerintahan.
Beberapa waktu lalu juga di Indonesia terdapat wacana penutupan Situs Media Sosial yang memiliki pengguna paling besar di dunia itu. (amri/eb)